Kamis, 30 Juli 2009

Budidaya Ikan Lele

1. SEJARAH SINGKATikan konsumsi air tawarLele merupakan jenis dengan tubuh memanjang dankulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antaralain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (KalimantanSelatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (JawaTengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond(Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungaidengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air.Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malamhari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempatgelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.2. SENTRA PERIKANANIkan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan diThailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulanmencapai 1200 kg/Ha.Hal. 1/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN3. JENISKlasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986)adalah:Kingdom : AnimaliaSub-kingdom : MetazoaPhyllum : ChordataSub-phyllum : VertebrataKlas : PiscesSub-klas : TeleosteiOrdo : OstariophysiSub-ordo : SiluroideaFamilia : ClariidaeGenus : ClariasDi Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan:1) Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (SumateraBarat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).2) Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih(Padang).3) Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan),wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).4) Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (SumateraBarat), kaleh (Kalimantan Selatan).5) Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikanpenang (Kalimantan Timur).6) Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King catfish, berasal dari Afrika.4. MANFAAT1) Sebagai bahan makanan2) Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikanpajangan atau ikan hias.3) Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantashama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makananalami ikan lele.4) Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untukmengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidungberdarah, kencing darah dan lain-lain.Hal. 2/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN5. PERSYARATAN LOKASI1) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanahliat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapatdigunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolampekarangan, kolamkebun, dan blumbang.2) Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yangtingginya maksimal 700 m dpl.3) Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.4) Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekatdengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.5) Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapitidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.0 06) Ikan lele dapat hidup pada suhu 20 C, dengan suhu optimal antara 25-28C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-0 030C dan untuk pemijahan 24-28 C.7) Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya.cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O28) Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri,atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikanikan.9) Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan danbahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir.10) Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.11) Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60cm; kebutuhan O optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk2yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO kurang dari212,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.12) Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :a. Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.b. Dekat dengan rumah pemeliharaannya.c. Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.d. Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga keramba mudahdipasang.e. Kedalaman air 30-60 cm.6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA6.1. Penyiapan Sarana dan PeralatanDalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidakterlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. BentukHal. 3/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANANdan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik danlokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas daripencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnyaharus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masihdiperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayangdalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi.Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :- Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50- Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40- Usia 20-24 minggu, angka secchi = 306.2. Penyiapan Bibit1) Menyiapkan Bibita. Pemilihan Induk1. Ciri-ciri induk lele jantan:- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele betina.- Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.- Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arahbelakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.- Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng(depress).- Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lelebetina.- Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekorakan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).- Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.2. Ciri-ciri induk lele betina- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele jantan.- Warna kulit dada agak terang.- Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval (bulat daun), berwarnakemerahan, lubangnya agak lebar dan terletak di belakang anus.- Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung.- Perutnya lebih gembung dan lunak.- Bila bagian perut di stripping secara manual dari bagian perut kearah ekor akan mengeluarkan cairan kekuning-kuningan(ovum/telur).3. Syarat induk lele yang baik:- Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.- Induk lele diambil dari lele yang dipelihara dalam kolam sejak kecilsupaya terbiasa hidup di kolam.- Berat badannya berkisar antara 100-200 gram, tergantungkesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.Hal. 4/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN- Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, danlincah.- Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betinaberumur satu tahun.- Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnyabisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannyamengandung cukup protein.4. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat mulaiberpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yangbetina. Induk tersebut segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolamtersendiri untuk dipijahkan.5. Perawatan induk lele:- Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberimakanan yang berkadar protein tinggi seperti cincangan dagingbekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet).Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatiftinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induklele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutraharus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan.- Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan jumlah 5-10% dariberat total ikan.- Setelah benih berumur seminggu, induk betina dipisahkan,sedangkan induk jantan dibiarkan untuk menjaga anak-anaknya.Induk jantan baru bisa dipindahkan apabila anak-anak lele sudahberumur 2 minggu.- Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah atau yang terserangpenyakit untuk segera diobati.- Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun kecepatan alirantidak perlu deras, cukup 5-6 liter/menit.b. Pemijahan Tradisional1. Pemijahan di Kolam PemijahanKolam induk:- Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau tembok sebagian dengandasar tanah.- Luas bervariasi, minimal 50 m2.- Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian dangkal (70%) dan bagiandalam (kubangan) 30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagiantengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi untukbersembunyi induk, bila kolam disurutkan airnya.- Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran dengan ukuran 30x30x25cm3, dari tembok yang dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran daripipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya banih ke kolampendederan.Hal. 5/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN- Setiap sarang peneluran mempunyai satu lubang yang dibuat daripipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induklele.- Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.- Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam)sebanyak 500-750 gram/m2.- Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari.Kolam Rotifera (cacing bersel tunggal):- Letak kolam rotifera di bagian atas dari kolam induk berfungi untukmenumbuhkan makanan alami ikan (rotifera).- Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk dengan pipa paralonuntuk mengalirkan rotifera.- Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk memenuhi persyaratantumbuhnya rotifera.- Luas kolam ± 10 m2.Pemijahan:- Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x jumlah sarang yang tersediadan induk jantan sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang persarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam (pilih salah satu).- Masukkan induk yang terpilih ke kubangan, setelah kubangan diairiselama 4 hari.- Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi setiap hari seperticacing, ikan rucah, pellet dan semacamnya, dengan dosis (jumlahberat makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan .- Biarkan sampai 10 hari.- Setelah induk dalam kolam selama 10 hari, air dalam kolamdinaikkan sampai 10-15 cm di atas lubang sarang peneluran ataukedalaman air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan sampai 10hari. Pada saat ini induk tak perlu diberi makan, dan diharapkanselama 10 hari berikutnya induk telah memijah dan bertelur. Setelah24 jam, telur telah menetas di sarang, terkumpullah benih lele. Induklele yang baik bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya baik danakan bertelur terus sampai umur 5 tahun.- Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam pendederan dengancara: air kolam disurutkan sampai batas kubangan, lalu benihdialirkan melalui pipa pengeluaran.- Benih-benih lele yang sudah dipindahkan ke kolam pendederandiberi makanan secara intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengankepadatan 60 -100 ekor/m2.- Dari seekor induk lele dapat menghasilkan ± 2000 ekor benih lele.Pemijahan induk lele biasanya terjadi pada sore hari atau malamhari.Hal. 6/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN2. Pemijahan di Bak Pemijahan Secara BerpasanganPenyiapan bak pemijahan secara berpasangan:- Buat bak dari semen atau teraso dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2m dan tinggi 0,6 m.- Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpadasar sebagai sarang pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dandiberi tutup untuk melihat adanya telur dalam sarang. Bagian depankotak/sarang pemijahan diberi enceng gondok supaya kotak menjadigelap.- Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari tumpukan batu bata atauember plastik atau barang bekas lain yang memungkinkan.- Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil untuk menempatkantelur hasil pemijahan.- Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan air dan bilas denganformalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli di apotik); kemudian bilaslagi dengan air bersih dan keringkan.Pemijahan:- Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu bak setelah bak diisi airsetinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran dilakukanpada jam 14.00–16.00.- Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan yang intensif. Setelah± 10 hari, diharapkan sepasang induk ini telah memijah, bertelur dandalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas. Telur-telur yang baikadalah yang berwarna kuning cerah.- Beri makanan anak-anak lele yang masih kecil (stadium larva)tersebut berupa kutu air atau anak nyamuk dan setelah agak besardapat diberi cacing dan telur rebus.3. Pemijahan di Bak Pemijahan Secara MasalPenyiapan bak pemijahan secara masal:- Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50 m2, ukuran 2x10 m2 atau5x10 m2.- Di luar bak, menempel dinding bak dibuat sarang pemijahan ukuran30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan saluran pengeluaran benihdari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap sarang dibuatkan satulubang dari paralon berdiameter 4 inchi.- Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan kerikil untuk tempatmenempel telur hasil pemijahan.- Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan dibilas dengan larutandesinfektan atau formalin, lalu dibilas dengan air bersih; kemudiankeringkan.Hal. 7/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANANPemijahan:- Tebarkan induk lele yang terpilih (matang telur) dalam bakpembenihan sebanyak 2xjumlah sarang , induk jantan samabanyaknya dengan induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah bak pembenihandiairi setinggi 1 m.- Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan air sampai ketinggian 50-60 cm, induk beri makan secara intensif.- Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di ataslubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25cm.- Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk berpasangan masuksarang pemijahan, memijah dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.- Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi, dan diperkirakan telur-telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih lele.- Benih lele dikeluarkan melalui saluran pengeluaran benih untukdidederkan di kolam pendederan.c. Pemijahan BuatanCara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsangikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairanhormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjarhipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:- Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma, disebutFollicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam penyuntikan, telurmengalami ovulasi (keluarnya telur dari jaringan ikat indung telur).Selama ovulasi, perut ikan betina akan membengkak sedikit demisedikit karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat yangbaik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).- Mendorong nafsu sex (libido)2) Perlakuan dan Perawatan Bibita. Kolam untuk pendederan:1. Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang 200 cm, dantinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak lurus, halus, dan licin,sehingga apabila bergesekan dengan tubuh benih lele tidak akanmelukai. Permukaan lantai agak miring menuju pembuangan air.Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di manayang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi. Pada lantai dipasangpralon dengan diameter 3-5 cm dan panjang 10 m.2. Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan yang dijepitdengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan dalam dinding kolam.Di antara 2 bingkai dipasang selembar kasa nyamuk dari bahan plastikberukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.3. Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan dan pipa air untukmengeringkan kolam. Pipa pengeluaran dihubungkan dengan pipaHal. 8/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANANplastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipaplastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan.4. Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain.Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi denganmengatur ketinggian pipa plastik.5. Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200 x 50 cm, denganbentuk dan konstruksi sama dengan yang sebelumnya.b. Penjarangan:1. Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang dilakukankarena ikan lele berkembang ke arah lebih besar, sehingga volumeratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.- Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan :- Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.- Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu saat dapat memicumumculnya kanibalisme (ikan yang lebih kecil dimakan oleh ikanyang lebih besar).- Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya CO2 dan NH3, danO2 kurang sekali sehingga pertumbuhan ikan lele terhambat.2. Cara penjarangan pada benih ikan lele :- Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2- Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2- Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2c. Pemberian pakan:1. Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat makanan darikantong kuning telur (yolk sac) yang dibawa sejak menetas.2. Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton, yaituDaphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%. Makanan tersebutdiberikan dengan dosis 70% x biomassa setiap hari yang dibagi dalam4 kali pemberian. Makanan ditebar disekitar tempat pemasukan air.Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir,benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk tepungyang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung tersebut diberikankepada benih 10-15 menit sebelum pemberian zooplankton. Makananyang berupa teoung dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepungudang dan sedikit bubur nestum.3. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.4. Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak 32% x biomassasetiap hari.5. Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa setiap hari.6. Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa setiap hari.7. Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian pelet apung.d. Pengepakan dan pengangkutan benih1. Cara tertutup:Hal. 9/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN- Kantong plastik yang kuat diisi air bersih dan benih dimasukkansedikit demi sedikit. Udara dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabungdimasukkan ke dalam air sampai volume udara dalam plastik 1/3–1/4bagian. Ujung plastik segera diikat rapat.- Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam kardus atau peti supayatidak mudah pecah.2. Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu jauh:- Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar selama pengangkutan, airtidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).- Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian benih dimasukkansedikit demi sedikit. Jumlahnya tergantung ukurannya. Benih ukuran10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh air diganti di tempat yang teduh.6.3. Pemeliharaan Pembesaran1) Pemupukana. Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud untukmenumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alamibagi benih lele.b. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran ayam) dengan2dosis 500-700 gram/m. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2, TSP 202 2gram/m, dan amonium nitrat 15 gram/m . Selanjutnya dibiarkan selama 3hari.c. Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkanselama satu minggu sampai warna air kolam berubah menjadi coklat ataukehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuhsebagai makanan alami lele.d. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.2) Pemberian Pakana. Makanan Alami Ikan Lele1. Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, danserangga air.2. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome),Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome),ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).3. Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.4. Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.b. Makanan Tambahan1. Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan tambahan berupasisa-sisa makanan keluarga, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yangdihancurkan, usus ayam, dan bangkai.Hal. 10/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN2. Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran bekatul, jagung,dan bekicot (2:1:1).c. Makanan Buatan (Pellet)1. Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil kacangkedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil kacang tanah=18,00;tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00;vitamin=1,00; mineral=0,500;2. Proses pembuatan:Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan sepertipasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%.Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yangdilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyakjuga dapat memperlambat pellet tenggelam.3. Cara pemberian pakan:- Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat umur 6 minggu dandiberikan pada ikan lele 10-15 menit sebelum pemberian makananyang berbentuk tepung.- Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung diberimakanan yang berbentuk pellet.- Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari, karena suhutinggi dapat mengurangi nafsu makan lele.3) Pemberian VaksinasiCara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:a. Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan, lele yangberumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan formalin dengandosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akankebal selama 6 bulan.b. Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan denganmenyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.c. Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan merendamlele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.4) Pemeliharaan Kolam/Tambaka. Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200 gram/m2 untukmemberantas hama dan bibit penyakit.b. Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan cara menggantisemua air kotor tersebut dengan air bersih yang telah diendapkan 2malam.c. Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera dikeringkan dan2 selama satu minggu.dilakukan pengapuran dengan dosis 200 gram/mTepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudiandibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.Hal. 11/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN7. HAMA DAN PENYAKIT7.1. Hama dan Penyakita. Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggukehidupan lele.b. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang leleantara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikangabus dan belut.c. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang seringmenyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidakbanyak diserang hama.Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkatrendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.1) Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan PseudomonashydrophyllaBentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak diujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8Gejalax 1–1,5 mikron. : iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbulPengendalianpendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. :memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air.Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamidsebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.2) Penyakit TuberculosisPenyebab Gejala: bakteri Mycobacterium fortoitum). : tubuh ikan berwarnagelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, danlimpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring,Pengendalianbintik putih di sekitar mulut dan sirip. : memperbaiki kualitas airPengobatandan lingkungan kolam. : dengan Terramycin dicampur denganmakanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.3) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikanGejalayang kondisinya lemah. : ikan ditumbuhi sekumpulan benang halusseperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerangdaerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan padaPengendaliantelur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. : benihgelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.Hal. 12/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN4) Penyakit Bintik Putih dan Gatal/TrichodiniasisPenyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadangamuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut IchthyophthiriusGejalamultifilis. : (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul dipermukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip daninsang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dindingPengendaliankolam. : air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi padacampuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte GreenOxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yangsegar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.5) Penyakit Cacing TrematodaPenyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. CacingDactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing GyrodactylusGejalamenyerang kulit dan sirip. : insang yang dirusak menjadi luka-luka,kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu.3Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m air selama 15 menit; (2)Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalamlarutan Kalium -Permanganat (KMnO ) 0,01% selama ± 30 menit; (4)4memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakailarutan NH OH 0,5% selama ± 10 menit.46) Parasit HirudinaePenyebab Gejala: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. :pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehinggaPengendalianmenyebabkan anemia/kurang darah. : selalu diamati padasaat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.7.2. Hama Kolam/TambakApabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktorpenyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :1) Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air digantidengan yang suhunya lebih dingin.2) Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.3) Bila kandungan gas-gas beracun (HS, CO ), maka air harus segera diganti.2 24) Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.Hal. 13/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN8. PANEN8.1. PenangkapanBeberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:1) Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktudapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.2) Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu pemeliharaanditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.3) Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalukepanasan.4) Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakanseser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.5) Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.6) Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaandengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.7) Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.8) Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.8.2. PembersihanSetelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:1) Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur2sebanyak 20-200 gram/m pada dinding kolam sampai rata.2) Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutanpermanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.3) Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengansinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yangada di kolam.9. PASCAPANEN1) Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelumdibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan memukulkepalanya memakai muntu atau kayu.2) Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu, karenadapat menyebabkan daging terasa pahit.3) Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan untuk berbagairagam masakan.Hal. 14/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA10.1.Analisis Usaha BudidayaAnalisis Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Bendosewu, KecamatanTalun, Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:1) Biaya produksia. Lahan2- Tanah 123 m Rp. 123.000,-- Kolam 9 buah Rp. 1.230.000,-- Perawatan kolam Rp. 60.000,-b. Bibit/benih- betina 40 ekor @ Rp. 12.000,- Rp. 480.000,-- jantan 10 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-c. Pakan- Pakan benih Rp. 14.530.300,-- Pakan induk Rp. 4.818.000,-d. Obat-obatan Rp. 42.000,-e. Peralatan- pompa air3 bh @ Rp. 110.000,- Rp. 330.000,-- diesel 1 bh @ Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-- sikat 1.bh @.Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-- jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-- bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-- timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,-- alat seleksi 6 bh @.Rp. 4.000,- Rp. 24.000,-- ciruk 5 bh @. Rp. 1.500,- Rp. 7.500,-- gayung 5 bh @. Rp.1.000,- Rp. 5.000,-- selang Rp. 90.000,-- paralon Rp. 70.000,-- Perawatan alat Rp. 120.000,-f. Tenaga kerja Rp. 420.000,-g. Lain-lain Rp. 492.000,-h. Biaya tak terduga 10% Rp. 2.522.800,-Jumlah biaya produksi Rp. 5.045.600,-2) Pendapatan Rp. 2.220.000,-3) Keuntungan Rp. 7.174.400,-4) Parameter kelayakan usaha 25%Hal. 15/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN5) BEP dalam unit (ekor)- ukuran 1 1.138- ukuran 2 325.049- ukuran 3 65.010- ukuran 4 6.501- ukuran 5 11.377- ukuran 6 26010.2.Gambaran Peluang AgribisnisBudidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaranmempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaanikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, makaakan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.11. DAFTAR PUSTAKA1) Arifin, M.Z. 1991. Budidaya lele. Dohara prize. Semarang.2) Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele. Budidaya, Hasil Olah dan Analisa Usaha.C.V. Simplex. Jakarta.3) Djatmika, D.H., Farlina, Sugiharti, E. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele. C.V.Simplex. Jakarta.4) Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. PenerbitSwadaya. Jakarta.5) Simanjutak, R.H. 1996. Pembudidayaan Ikan Lele Lokal dan Dumbo.Bhratara. Jakarta.6) Soetomo, M.H.A. 1987. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru.Bandung.7) Susanto, H. 1987. Budidaya ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.Hal. 16/ 17Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan TeknologiGedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
TTG BUDIDAYA PERIKANAN12. KONTAK HUBUNGANProyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829Jakarta, Maret 2000Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, BappenasEditor : Kemal Prihatman

Budiday Burung Puyuh (Coturnix-coturnix Japonica)

1. SEJARAH SINGKAT
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu. Burung puyuh disebut juga Gemak (Bhs. Jawa-Indonesia). Bahasa asingnya disebut “Quail”, merupakan bangsa burung (liar) yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat, tahun 1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di Indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandangkandang ternak yang ada di Indonesia.

2. SENTRA PETERNAKAN
Sentra Peternakan burung puyuh banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah

3. J E N I S
kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix Japonica

4. MANFAAT
1) Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa yang lezat
2) Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot rumah tangga lainnya
3) Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk tanaman

5. PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2) Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
3) Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4) Bukan merupakan daerah sering banjir
5) Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
PerkandanganDalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25- 40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m2 sampai masa bertelur.Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
a. Kandang untuk induk pembibitanKandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan menghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
b. Kandang untuk induk petelurKandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
c. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas.Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
d. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.

PeralatanPerlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan.

6.2. Peyiapan BibitYang perlu diperhatikan oleh peternak sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan.Pemilihan bibit burung puyuh disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, ada 3 (tiga) macam tujuan pemeliharaan burung puyuh, yaitu:
a. Untuk produksi telur konsumsi, dipilih bibit puyuh jenis ketam betina yang sehat atau bebas dari kerier penyakit.
b. Untuk produksi daging puyuh, dipilih bibit puyuh jantan dan puyuh petelur afkiran.
c. Untuk pembibitan atau produksi telur tetas, dipilih bibit puyuh betina yang baik produksi telurnya dan puyuh jantan yang sehat yang siap membuahi puyuh betina agar dapat menjamin telur tetas yang baik.

6.3. Pemeliharaan
Sanitasi dan Tindakan PreventifUntuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
Pengontrolan PenyakitPengontrolan penyakit dilakukan setiap saat dan apabila ada tanda-tanda yang kurang sehat terhadap puyuh harus segera dilakukan pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter hewan atau dinas peternakan setempat atau petunjuk dari Poultry Shoup.
Pemberian PakanRansum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung. Karena puyuh yang suka usil memtuk temannya akan mempunyai kesibukan dengan mematuk-matuk pakannya. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
4. Pemberian Vaksinasi dan ObatPada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit dengan meminta bantuan petunjuk dari PPL setempat ataupun dari toko peternakan (Poultry Shoup), yang ada di dekat Anda beternak puyuh.


7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
1. Radang usus (Quail enteritis)Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berk yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
3. Berak putih (Pullorum)Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
4. Berak darah (Coccidiosis)Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
5. Cacar Unggas (Fowl Pox)Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akanmengeluarkan darah.Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi.
6. Quail BronchitisPenyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang bersifat sangat menular.Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar, sulit bernafas, batuk dan bersi, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan sanitasi yang memadai.
7. AspergillosisPenyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang. Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
8. CacinganPenyebab: sanitasi yang buruk.Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.


8. P A N E N
8.1. Hasil UtamaPada usaha pemeliharaan puyuh petelur, yang menjadi hasil utamanya adalah produksi telurnya yang dipanen setiap hari selama masa produksi berlangsung.
8.2. Hasil TambahanSedangkan yang merupakan hasil tambahan antara lain berupa daging afkiran, tinja dan bulu puyuh.

9. PASCA PANEN
---
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya1) Investasi
a. kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m(1 jalur + tempat makan dan minum) Rp. 2.320.000,-
b. kandang besar Rp. 1.450.000,-
2) Biaya pemeliharaan (untuk umur 0-2 bulan)
a. ay Old Quail (DOQ) x Rp 798 (Harga DOQ) Rp. 1.596.000,-
b. Obat (Vitamin + Vaksin) Rp. 145.000,-
c. Pakan (selama 60 hari) Jumlah biaya produksi Keadaan puyuh:
- Jumlah anak 2000 ekor (jantan dan betina)
- Resiko mati 5%, sisa 1900
- Resiko kelamin 15% jantan, 85% betina (285 jantan, 1615 betina)
- Setelah 2 bulan harga puyuh bibit Rp 3.625,- betina dan Rp 725 jantan
- Penjualan puyuh bibit umur 2 bulan
Minus Rp. 2.981.200,-Rp. 4.722.200,-




Rp. 4.408.000,-
Rp. -314.200,-
3) Biaya pemeliharaan (0-4 bulan)
- 200 DOQ x Rp 798,- Rp. 159.600,-
- Obat (vitamin dan Vaksinasi) Rp. 290.000,-
- Pakan (sampai dengan umur 3 minggu) Rp. 2.459.925,-
Pakan (s/d minggu ke 4) betina 1615 ekor dan 71 ekor jantan (25% jantan layak bibit) Rp. 5.264.051,-
Jumlah biaya produksi Rp. 8.173.576,-
Keadaan puyuh:
- Mulai umur 1,5 bulan puyuh bertelur setiap hari rata-rata 85%, jumlah telur 1373 butir
- Hasil telur 75 hari x 1373 x Rp 75,- Rp. 7.723.125,-
- Puyuh betina bibit 1615 ekor @ Rp 3.625,- Rp. 5.854.375,-
- Puyuh jantan bibit 75 ekor @ Rp 798,- Rp. 59.850,-
- Puyuh jantan afkiran 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-

4) Keuntungan dari hasil penjualan Rp. 5.618.924,-
5) Biaya pemeliharaan (sampai umur 8 bulan)
a. Biaya untuk umur 4-8 bulan Rp. 1.625.137,-
6) Pendapatan
a. Hasil telur (0,5 bulan) 195 x 1373 x Rp 75,- Rp. 20.080.125,-
b. Hasil puyuh afkir 1615 ekor @ Rp 798,- Rp. 1.288.770,-
c. Hasil jantan afkir 71 ekor @ Rp 725,- Rp. 51.475,-
d. Hasil jantan afkir (2 bln) 214 ekor @ Rp 725,- Rp. 155.150,-

7) Keuntungan beternak puyuh petelur dan afkiran jual Rp. 10.950.113,-
Jadi peternak lebih banyak menjumlah keuntungan bila beternak puyuh petelur, baru kemudian puyuh afkirannya di jual daripada menjual puyuh bibit. Analisa usaha dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 1999.
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis---

11. DAFTAR PUSTAKA
1. Beternak burung puyuh, 1981. Nugroho, Drh. Mayen 1 bk. Dosen umum Ternak Unggas Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, Universitas Udayana.
2. Puyuh, Tatalaksana Budidaya secara komersil, 1992. Elly Listyowati, Ir. Kinanti Rospitasari, Penebar Swadaya, Jakarta.
3. Memelihara burung puyuh, 1985. Muhammad Rasyaf, Ir. Penerbit Kanisius (Anggota KAPPI), Yogyakarta.
4. Beternak burung puyuh dan Pemeliharaan secara komersil, tahun 1985. Wahyuning Dyah Evitadewi dkk. Penerbit Aneka Ilmu Semarang

12. KONTAK HUBUNGAN
1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENASJl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id

Sumber :Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Budidaya Ayam Ras Pedaging

1. SEJARAH SINGKAT
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

2. SENTRA PETERNAKAN
Ayam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi

3. J E N I S
Dengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebabsemua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama.Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar di pasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.

4. MANFAAT
Manfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:
1) penyediaan kebutuhan protein hewani
2) pengisi waktu luang dimasa pensiun
3) pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja
4) tabungan di hari tua
5) mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)

5. PERSYARATAN LOKASI
1) Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.
2) Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.
3) Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.

6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
PerkandanganSistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.
Peralatan
a. Litter (alas lantai)Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.
b. Indukan atau brooderAlat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.
c. Tempat bertengger (bila perlu)Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.
d. Tempat makan, minum dan tempat gritTempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus
e. Alat-alat rutinAlat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.


6.2. PembibitanTernak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:a) ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknyab) pertumbuhan dan perkembangannya normalc) ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.d) tidak ada lekatan tinja di duburnya.
Pemilihan Bibit dan Calon IndukAda beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:
a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.
b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .
c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.
d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.
e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.

3. Perawatan Bibit dan Calon IndukDilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerah yang bersangkutan.

6.3. Pemeliharaan
Pemberian Pakan dan MinumanUntuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).
a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:
- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.
- kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor.Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.

b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:
- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.
- kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umut 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram.

Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalahsebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.
b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

4. Pemeliharaan KandangKebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.




7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Penyakit
1. Berak darah (Coccidiosis)Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.

7.2. Hama
1. Tungau (kutuan)Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.


8. P A N E N
8.1. Hasil UtamaUntuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam

8.2. Hasil TambahanUsaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.

9. PASCA PANEN
9.1. StovingPenampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)
9.2. PemotonganPemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.
9.3. Pengulitan atau Pencabutan BuluCaranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4 derajat C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.
9.4. Pengeluaran JeroanBagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.
9.5. Pemotongan KarkasKaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha BudidayaDasar perhitungan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh dalam analisis ini, antara lain adalah:
a. jenis ayam yang dipelihara adalah jenis ayam ras pedaging (broiler) dari strain CP.707.
b. sistem pemeliharaan yang diterapkan dengan cara intensif pada kandang model postal
c. luas tanah yang digunakan yaitu 200 m2 dengan nilai harga sewa tanah dalam 1 ha/tahun adalah Rp 1.000.000,-.
d. kandang terbuat dari kerangka bambu, lantai tanah, dinding terbuat dari bilah-bilah bambu denga alas dinding setinggi 30 cm, terbuat dari batu bata yang plester dan atap menggunakan genting.
e. ukuran kandang, yaitu tinggi bagian tepinya 2,5 m, lebar kandang 5 m dan lebar bagian tepi kandang 1,5 m.
f. lokasi peternakan dekat dengan sumber air dan listrik.
g. menggunakan alat pemanas (brooder) gasolec dengan bahan bakar gas.
h. penerangan dengan lampu listrik.
i. umur ayam yaitu dimulai dari bibit yang berumur 1 hari
j. litter/alas kandang menggunakan sekam padi.
k. jenis pakan yang diberikan adalah BR-1 untuk anak ayam umur 0-4 minggu dan BR-2 untuk umur 4-6 minggu.
l. tingkat kematian ayam diasumsikan 6%.
m. lama masa pemeliharaan yaitu 6 minggu (42 hari).
n. berat rata-rata per ekor ayam diasumsikan 1,75 kg berat hidup pada saat panen.
o. harga ayam per kg berat hidup, yaitu diasumsikan Rp 2500,-, walau kisaran harga sampai mencapai Rp 3000,- ditingkat peternak/petani.
p. ayam dijual pada umur 6 mingu atau 42 hari.
q. nilai pupuk kandang yaitu Rp 60.000,-.
r. bunga Bank yaitu 1,5%/bulan
s. nilai penyusutan kandang diperhitungkan dengan kekuatan masa pakai 6 tahun dan nilai penyusutan peralatan diperhitungkan dengan masa pakai 5 tahun.
t. perhitungan analisis biaya ini hanya diperhitungkan sebagai Pedoman dasar, karena nilai/harga sewaktu-waktu dapat mengalami perubahan.
Adapun rincian biaya produksi dan modal usaha tani adalah sebagai berikut :1) Biaya prasarana produksi
a. Sewa tanah 200 m2 selama 2 bulan Rp. 20.000,-
b. Kandang ukuran 20 x 5 m- Bambu 180 batang @ Rp 1250, - Semen 4 zak @ Rp 7000, - Kapur 30 zak @ Rp 6000, - Genting 2600 bh @ Rp 90, - Paku reng 5 kg @ Rp 2000, - Paku usuk 7000 kg @ Rp 1800, - Batu bata 1000 buah @ Rp 55, - Pasir 1 truk - Tali 28 meter @ Rp 5000, - Tenaga kerja Rp. 225.000,-Rp. 28.000,-Rp. 18.000,-Rp. 234.000,-Rp. 10.000,-Rp. 12.600,-Rp. 55.000,-Rp. 230.000,-Rp. 14.000,-Rp. 400.000,-
c. Peralatan- Tempat pakan 28 bh @ Rp 5000, - Tempat minum 32 bh @ Rp 3880, - Sekop 1 bh - Ember 2 bh @ Rp 2000, - Tong bak air 1 bh - Ciduk 2 bh @ Rp 500, - Tabung gas besar 1 bh - Thermometer 1 bh - Regulator 1 bh - Brooder (gasolec) 1 bh - Tali gantung tmp pakan 120 m @Rp 500,- Rp. 140.000,-Rp. 124.000,-Rp. 7.000,-Rp. 4.000,-Rp. 15.000,-Rp. 1.000,-Rp. 250.000,-Rp. 2.000,-Rp. 52.500,-Rp. 15.000,-Rp. 60.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi Rp. 2.052.000,-
2) Biaya sarana produksi
a. Bibit DOC 1000 bh @ Rp 900,- Rp. 900.000,-
b. Pakan dan obat-obatan- BR-1 31 zak (0-4 minggu) @Rp 36.000, - BR-2 34 zak (4-6 mingu) @ Rp 34.000, - obat-obatan @ Rp 150,-/ekor Rp. 1.116.000,-Rp. 1.156.000,-Rp. 150.000,-
c. tenaga kerja pelihara 1,5 bln @ Rp 105.000,- Rp. 157.500,-
d. Lain-lain - sekam padi alas kandang 1 truk @Rp 60.000,- - karung goni bekas 32 kantong @ Rp 300,- - pemakaian listrik selama 0-6 minggu - pemakaian gas Rp. 10.000,-Rp. 60.000,-Rp. 2.400,-Rp. 7.000,-Rp. 35.000,-
Jumlah biaya prasarana produksi Rp. 3.583.900,-
3) Biaya produksi
a. Sewa tanah 200 m2 selama 2 bulan Rp. 20.000,-
b. Nilai susut prasarana produksi/2 bln- kandang - Peralatan Rp 805.660,- : 30 Rp. 51.109,-Rp. 26.856,-
c. Bibit DOC 1000 ekor Rp. 900.000,-
d. Pakan dan obat-obatan Rp. 2.422.000,-
e. Tenaga kerja Rp. 157.500,-
f. lain-lain Rp. 104.400,-
g. Bunga modal 1,5% per bulan Rp. 84.543,-
h. Bulan modal 1,5 bulan Rp. 126.815,-
Jumlah biaya prasarana produksi Rp. 3.808.680,-
4) Pendapatan
a. Total produksi 1000X94%X1,75 kg X Rp 2500,- Rp. 4.112.500,-
b. Nilai Pupuk kandang Rp. 60.000,-
c. Jumlah pendapatan Rp. 4.172.500,-
d. Keuntungan Rp. 363.820,-
5) Parameter kelayakan usaha
a. BEP Volume Produksi = 870 ekor
b. BEP Harga Produksi Rp. 3.316.000,-
c. B/C Ratio = 1,09
d. ROI = 6,45 %
e. Rasio keuntungan terhadap pendapatan = 8,71 %
f. Tingkat pengembalian modal = 2,6 th.

10.2. Gambaran Peluang AgribisnisProspek agribisnis peternakan untuk ternak ayam broiler cukup baik dimana permintaan pasar selalu meningkat, sejalan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hewani. Produksi ternak ayam broiler saat ini berkembang dengan pesat dan peluang pasar yang bisa dihandalkan.

11. DAFTAR PUSTAKA
1. Muhammad Rasyaf, Dr.,Ir. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Penebar Swadaya (anggota IKAPI) Jakarta.
2. Cahyono, Bambang, Ir.1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Penerbit Pustaka Nusatama Yogyakarta.

12. KONTAK HUBUNGAN
1. Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENASJl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
2. Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek, Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340, Indonesia, Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952, Situs Web: http://www.ristek.go.id


Sumber :Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas

Kandang Penangkaran Burung

Memenuhi permintaan sejumlah teman, berikut ini saya sajikan gambaran kasar kandang penangkaran. Model kadang penangkaran ini bisa digunakan untuk kandang berbagai macam burung, tinggal disesuaikan ukurannya.
Tetapi sesungguhnya kandang penangkaran tidak ada yang ideal sebab semuanya diawali dengan kondisi yang ada saja. Bisa jadi Anda punya bekas kamar mandi, kamar kost-kostan dsb yang bisa disulap jadi kandang penangkaran. Yang penting, sirkulasi udara cukup dan syukur2 dapat sinar matahari pagi.
BAGIAN DALAMKeterangan:
A + B = lokasi untuk penempatan sarang; dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga tempat biar burung memilih sendiri mau bersarang di mana.
C = Atap tertutup
D= Atap terbuka (digunakan kawat strimin)
E= Wadah air (untuk mandi)
F= Lokasi/wadah pakan/air untuk minum
G=Tangkringan
Panjang x lebar x tinggi:
1. Untuk murai batu, anis merah, anis kembang dll burung ukuran sedang, disesuaikan dengan lebar kawat strimin di pasaran sehingga tidak repot mengerjakannya ==> panjang dan lebar = 90 cm; tinggi 180 cm.
2. Untuk cucak rowo, jalak bali dsb ukuran bisa dua kali dari ukuran di atas.
3. Kandang untuk penangkaran secara koloni spt LB, gelatik, parkit dll disesuaikan.
Bahan:
Sebenarnya bahan bisa dari apa saja asal kuat.
Batas samping kanan-kiri dan belakang = dinding/ tembok atau papan yang tahan lama dsb.
Atas = bagian yang tertutup bisa langsung di atasnya adalah genting dengan semua bagian kandang sudah tertutup kawat strimin.
Tangkringan = kayu asem, kayu jati serutan dll yang penting keras, dengan diameter sekitar 2 – 3 cm.
Papan tempat pakan (F) kayu yang kuat.
TAMPAK DEPAN
Keterangan:
A. Kawat strimin sehingga burung bisa terlihat dari luar untuk pengecekan.
B. Jendela untuk keluar masuk tangan mengganti air minum dan pakan.
C. Papan/tembok tertutup
D. Pintu untuk keluar masuk orang.
KOTAK SARANG
Berikut ini adalah kotak sarang, khususnya untuk burung seperti JS atau MB (kalau MB dengan ukuran lebih pendek). Bahan dari kayu yang kuat:
Untuk kotak seperti itu, jika digunakan untuk MB atau AK misalnya, ukuran bisa lebih kecil. Tetapi, untuk MB, AK dsb, dia lebih suka kalau untuk wadah sarang adalah yang menggunakan bambu dengan diameter 15 cm-an, seperti di bawah ini:
Keterangan:
Untuk diameter bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pemasangan, bisa dipakukan ke tembok/dinding. Dalam satu kandang bisa diberi dua atau tiga buah agar burung milih mau tinggal bersarang di yang sebelah mana.
Sementara itu untuk wadah sarang CR atau jalak bali , bisa digunakan wadah sarang seperti di bawah ini:
Selain itu ada wadah sarang alternatif yang juga disukai cucar rowo (CR) yang terbuat dari kelapa tua yang dibelah jadi dua dan diambil dagungnya dan tempurungnya, seperti di bawah ini:
KERANGKA SARANG DAN PAKAN ANTI-SEMUT
Untuk tempat sarang dan juga tempat pakan anti-semut, bisa dibuatkan kerangka tersendiri seperti di bawah ini:
BAHAN PENYUSUN SARANG:
Di dalam kandang juga perlu disiapkan bahan penyusun sarang berupa merang atau daun cemara/pinus. Sebagian dimasukkan ke kotak wadah sarang untuk merangsang burung membikin sarang dan sebagian besar lainnya diletakkan di lanyai kandang di tempat yang kering.
PENUTUP
Demikian serba sedikit mengenai gambaran kandang penangkaran yang bisa saya sampaikan.
Hal detail bisa kita diskusikan.
Semoga bermanfaat.

Suatu Peluang Usaha (Anis Kembang)

Saat si Anis Jadi Primadona Bisnis burung anis kembang yang menggiurkan (Mesti Sinaga, Christiyanto, Bagus Marsudi)Burung anis kembang sedang naik daun. Peminatnya mengantre, harganya punselangit. Keuntungan bisnisnya pun bisa bikin orang mengiler. Anis kembang sedang menjadi primadona. Eit, jangan salah, anis kembang bukan namakembang desa nan cantik jelita. Anis cuma sejenis burung yang sekarang lagikondang di dunia perburungan. Padahal, burung ini bukanlah burung cekereme,harganya belasan juta per ekor. Pencinta burung terus saja memburunya. Penampilan fisik zoothera interpres, nama ilmiah anis, tak bisa dikatakanistimewa. Kelebihan si mungil yang terdapat di Lampung, Bengkulu (Pulau Enggano),Flores, Serang, dan Ciamis ini cuma suaranya yang merdu selain mampu meniru suaraburung lain. Burung ini baru naik daun sekitar tiga tahun silam. Gara-garanya, secaramengejutkan seekor anis kembang memenangkan kontes suara burung terindah di Solo.Burung itu menyisihkan murai batu dan cucakrawa yang lebih diunggulkan. Sejak ituanis kembang, yang sebelumnya tergolong burung kelas cere, langsung melambung. Para pedagang anis kembang biasanya memperoleh si anis dari pemburu daerah denganharga Rp 50.000-Rp 150.000 seekor. Harga anis kembang liar (dasar) ini memangrendah karena belum bisa bernyanyi, sementara suara aslinya juga tak merdu.Selanjutnya, pedagang burung hanya perlu mengeluarkan biaya pemeliharaan yangsebagian besar untuk makanan. Setiap bulannya, seekor anis kembang yangmakanannya terdiri dari kroto (semut basah) dan voer tersebut menghabiskan biayakonsumsi sekitar Rp 6.500-Rp 12.500. Yang paling penting dalam proses pemeliharaan anis kembang ini adalahmengajarinya agar bisa mengeluarkan kicauan yang merdu. Untuk itu, sangkar sianis saban pagi dan sore harus didekatkan dengan sangkar master atau burung lainyang bersuara merdu. Lantas, anis pun bagai kaset kosong langsung merekam suarasang master dan menirukannya. Pelajaran menyanyi ini membutuhkan waktu yang cukuppanjang, "Sekitar setahun lah," kata Yok, pedagang burung di pasar burung JalanPramuka, Jakarta Timur. Agar bisa belajar menyanyi dengan baik dan tenang, kandang si anis harusbenar-benar bersih. "Harus dibersihkan setiap pagi dan sore," papar Muhkanan,juga seorang pedagang burung. "Kalau kandangnya kotor, anisnya ngambek danenggak mau bunyi." Setelah si anis bisa menyanyi, harga jualnya pun terkerek naik. Rata-rataharganya Rp 7 juta-Rp 10 juta untuk anis jantan. Yang betina cuma dihargai Rp 2,5 juta. Harga anis kembang betina memang jauh lebih murah karena suaranya taksemerdu yang jantan. Kunci sukses berbisnis anis kembang terletak pada pemilihan burung dasar. Yok danMuhkanan menyatakan, burung dasar yang baik yang usianya di bawah dua tahun.Sebab, masa keemasan suara si anis, yang berumur sekitar lima tahun itu, padausia 1-3 tahun. Kalau burungnya kelewat tua, belajar menyanyinya sudah susah danharganya pun bisa jatuh menjadi Rp 400.000 per ekornya. “Burung anis sudah bisa diternakkan “ Kecuali membeli dari pemburu daerah, ada pula orang yang mengembangbiakkansendiri. Hanya, cara ini sangat jarang dilakukan. Bukan apa-apa,"Beternak aniskembang itu susahnya bukan main," kata Gunawan Andi, peternak anis kembang dariCirebon. Modal untuk beternak juga lebih besar. Maklum, untuk mencipta-kan anis bersuaramerdu, haruslah menggunakan induk yang sudah jadi alias sudah bisa bernyanyi."Kalau induknya enggak bisa nyanyi, entar menurun ke anaknya," kata Gunawan.Seekor induk juga tidak boleh minder. "Jadi, kalau dijejer dengan burung lainnyadia masih mau berkicau." Untuk mendapatkan induk yang unggul macam itu, iamenghabiskan Rp 7 juta untuk membeli pejantan dan Rp 2 juta untuk yang betina. Selain itu, menurut Gunawan, dalam memilih induk tersebut harus ekstrahati-hatidalam membedakan jenis kelamin jantan dan betina. "Sering kejadian, maunya sihbeli jantan eh, enggak tau-nya malah bertelur." Untuk itulah Gunawan kemudianmemilih induk yang sudah dipeliharanya sejak kecil. Kandang untuk anis yang diternakkan juga cukup besar (2m x 1m x 3m ) yang menelanbiaya sekitar Rp 500.000. Kandang harus ditempatkan di lingkungan yang sejuk danasri. Mempertemukan anis jantan dan betina dalam satu kandang tidak bolehdilakukan secara langsung. "Bisa-bisa mereka bukannya kawin melainkan salingbunuh," kata Gunawan. Ya, laiknya manusia, anis juga punya masa perkenalan, yaitudengan cara mendekatkan kedua kandangnya. Jika sukses, perkenalan ini membutuhkanwaktu sekitar satu minggu hingga tiga bulan. Tapi, kalau sepasang anis malahsaling cakar itu pertanda mereka tak jodoh. Setelah kawin, seminggu kemudian si betina menghasilkan 1-3 butir telur. Telurtersebut akan menetas dua minggu kemudian. Setelah berumur satu bulan, anak anisyang sudah mulai bisa bersuara itu siap dijual dengan harga minimal Rp 1, 5 jutaper ekor. "Yang beli dengan harga segitu sampai ngantri," kata Gunawan yangbisnis utamanya beternak perkutut.

Peran Pakan Dedak / Bekatul Dalam Beternak Bebek

Bebek atau Itik merupakan jenis unggas yang paling mudah perawatannya, artinya jenis pakannya sangatlah fleksibel, diberi makan apapun pokoknya jenis makanan yang tidak basi, mereka mau saja. bebek atau itik ini juga tidak gampang mati jika terserang penyakit atau virus unggas. tetapi populasi itik/ bebek tidaklah sebanyak populasi jenis unggas lainnya, terutama jika dibandingkan dengan ayam, padahal dari sisi telur, daging dan tingkat kematian bebek lebih unggul daripada ayam. dan jarang dari peternak yang mengembangkan ternak itik secara intensif, kebanyakan dari peternak melakukannya secara tradisional, dan sangat beda dengan itik/bebek.adapun macam jenis pakan yang bisa diberikan ke bebek sangatlah bervariasi, misalnya saja, bebek bisa diberi makan dedak, nasi kering, ampas ketela, ampas tahu, roti kedaluwarsa, jagung dsb yang pada dasarnya untuk pemenuhan karbohidrat atau makanan utama dari bebek, sedangkan untuk kebutuhan protein, bebek bisa diberi makan dari mulai jenis ikan- ikanan, ataupun jenis olahan ikan (tepung ikan), keong mas, kerang, kepala udang, kremis, kupang, kepiting, ataupun jenis pakan konsentrat dari pabrik. semua itu memberikan variasi terhadap ransum dari itik. lantas kenapa dedak?, jawabannya adalah sederhana, dan sekali lagi adalah berdasar pada pengalaman penulis. peran dedak sangatlah penting, terutama untuk bebek petelur, meskipun untuk bebek pedaging/ potong peran tersebut juga tidak kalah pentingnya. peran tersebut adalah bahwa dedak atau katul berguna untuk menambah nafsu makan dari itik, ini sangat penting terhadap keberlangsungan produksi telur setiap hari, kenapa demikian?, karena jika nafsu makan itik bagus, maka itik akan cenderung gemuk, dari dari sini bisa memberikan kontribusi terhadap produktifitas telur. sebaliknya jika tanpa dedak, sehingga nafsu makan berkurang, menjadikan ternak kurus, hasil akhirnya tentu menurunkan produktifitas telur. hal ini sudah dibuktikan oleh penulis, oleh sebab itu maka jika kita dapati dalam suatu daerah terdapat makanan utama untuk itik taruhlah roti kedaluwarsa dalam jumlah besar dan murah, maka sebaiknya tetap diberikan campuran dedak/katul paling tidak 25% dari seluruh ransum yang diberikan kepada ternak, diharapkan campuran dedak terhadap ternak dapat menjaga nafsu makan ternak, sehingga keberlangsungan usaha tetap bertahan dan diharapkan maju. selamat beternak........

Peluang Beternak Bebek

Bisnis budidaya bebek memiliki prospek yang cukup menjanjikan. Apalagi jika budidaya dilakukan secara intensif dalam arti tidak hanya dilakukan sebagai kegiatan sambilan. Selain memiliki peluang bagus untuk dikembangkan karena permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging, peternakan itik membutuhkan pakan, khususnya sumber protein yang efisien.
bebek di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal dengan nama Indian Runner (Anas javanica). Berbagai jenis bebek lokal dikenal penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis. Mungkin Anda pernah mendengar nama-nama bebek seperti bebek Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal dan bebek Mojosari dan bebek Maros.
Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).
Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, bebek alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur hingga 68 minggu.
Pengembangan dan pemeliharaan bebek potong agar tercapai efisiensi pemanfaatannya menurut D.L Satie (1991) seperti dikutip Majalah Poultry Indonesia Online, dapat menggunakan bebek yang telah lewat masa produksinya maupun bebek jantan. Hal ini dimaksudkan karena bebek jantan mempunyai beberapa keunggulan dan keuntungan kalau ditinjau dari segi ekonomisnya. Sementara untuk harga bibit, bebek jantan lebih murah jika dibandingkan bebek betina, karena msyarakat selama ini hanya mengenal dan memetik keuntungan dari bebek betina sebagai petelur.
Masih menurut Satie, pemeliharaannya tidak membutuhkan waktu yang lama, dimana hasil sudah bisa dipetik dalam waktu 2-3 bulan. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya relatif lebih baik daripada bebek betina. Berat badan sampai saat dipotong tidak kurang dari 1,5 kg. Dengan memanfaatkan bebek jantan, dalam waktu yang relatif singkat sudah dapat dicapai berat yang lebih dibutuhkan. Pemotongan pada umur yang relatif muda, menghasilkan daging yang lebih empuk, lebih gurih dan nilai gizinya lebih tinggi.

Beternak Bebek - Pohon Uang Series

Pusing melihat IHSG yang turun terus menerus? Keuntungan di pasar saham semakin menipis? Atau anda mau ikut-ikutan membawa keluar uang anda dari pasar saham seperti investor asing itu? Tapi anda tidak tahu mau diinvestasikan ke mana?
Ya anda beruntung sekali karena pada saat ini saya akan membahas tentang cara menumbuhkan pohon uang dengan cara “Beternak Bebek”. Ya beternak bebek!
Yang jadi syarat utama selain modal awal adalah lahan. Anda harus punya lahan terlebih dahulu. Lahan yang diperlukan tidak luas, pokoknya cukup untuk tempat hidup 1000 ekor bebek. Anda bisa menggunakan lahan di belakang atau depan rumah anda sebagai kandang bebek. Kalau perlu lantai dua rumah anda bisa anda jadikan kandang bebek juga.
Untuk memperoleh keuntungan anda harus bisa membesarkan 1000 jantan DOD (Day Old Duck) menjadi bebek remaja selama 60 hari. Setelah 60 hari bebek tersebut harus segera dijual.
Kenapa Bebek?
Kenapa tidak? Bebek bakar di warung pecel lele aja, anda harus merogok kocek minimal 15 ribu untuk mendapatkannnya. Padahal itu cuma 1/5 bagian tubuh bebek itu. Mau tau harga di restoran? Yang pasti lebih dari 15 ribu.
Kenapa Bebek Jantan?
Anakan bebek jantan lebih murah daripada bebek betina. Bebek jantan relatif lebih cepat besar daripada betina.
Kenapa 60 hari?
Biaya yang paling besar dalam beternak bebek adalah faktor makanan bebek. Bebek dewasa butuh makanan banyak. Selain itu bebek jantan relatif lebih banyak makan daripada bebek betina.
Semakin cepat waktu anda memelihara bebek semakin sedikit biaya untuk memberi makannya. Tentunya dengan memperhitungkan harga jual bebek 60 hari yang lumayan tinggi.
Hitung-hitungannya gimana?
Hitung-hitungan di bawah dengan asumsi anda sudah punya lahan, dan biaya sumber daya manusianya tidak dihitung, karena anda sendiri adalah karyawannya.
Modal Awal + Operasional selama 60 hari:DOD (anak bebek) : 1000 ekor x Rp 2.700,- = Rp 2.700.000,-Pembuatan Kandang : 1 x Rp 500.000,- = Rp 500.000,-Pakan Dedak : 600 kg x Rp 2.000,- = Rp 1.200.000,-Pakan Konsentrat : 400 kg x Rp 6.500,- = Rp 2.600.000,-Obat-obatan : 1 x Rp 200.000,- = Rp 200.000,-Biaya lain-lain : 1 x Rp 600.000,- = Rp 600.000,--------------------------------------------------------------------Total Pengeluaran = Rp 7.800.000,-
Penghasilan Kotor(Asumsi bebek yang mati sebelum 60 hari adalah 15%)Bebek umur 60 hari : 850 ekor x Rp 12.500,- = Rp 10.625.000,--------------------------------------------------------------------Total Penghasilan kotor = Rp 10.625.000,-
Keuntungan bersihKeuntungan = Total Penghasilan Kotor - Total Pengeluaran = Rp 2.825.000,-
Segitu Keuntungannya?
Hitungan di atas adalah perhitungan moderat yang mengabaikan biaya tak terduga lainnya. Coba bayangkan dengan perhitungan moderat dalam waktu 60 hari anda sudah untung sekitar 36%.
Bagaimana kalau anda lebih agresif? Bebek yang hidup 99%, biaya pakan lebih rendah, dan pengeluaran lainnya dapat ditekan, anda pasti lebih banyak untungnya.
Dari tadi untung terus. Apakah ada resikonya?
Jelas ada dong. Setiap investasi ada resikonya. Begini resikonya:
Bebek anda mati semua karena terkena virus flu burung, dicuri orang, atau kena bom. Tentunya anda akan rugi karena panen anda berkurang dengan kejadian ini.
Tidak ada yang mau membeli bebek-bebek anda karena anda belum menemukan pembeli yang tepat. Bebek-bebek anda akan membutuhkan lebih banyak pakan dan akhirnya anda bisa frustasi dan menggoreng bebek anda sendiri untuk santap malam.
Kandang bebek anda menimbulkan bau yang menyengat sehingga tetangga anda berdemo di depan rumah anda. Dan akhirnya terjadi anarkis dan memporak-porandakan kandang bebek anda. Serta akhirnya pendemo membawa pulang bebek-bebek anda.
Anakan bebek yang anda beli ternyata palsu. Yang anda beli adalah anakan bebek karet. Jadi waspadalah dengan pembajakan.
Hitung-hitungan di atas adalah salah semua, alias ngibul. Sehingga ketika anda beternak bebek hitungan di atas tidak berlaku.
Ada kata penutup, pak?
Sekian, terima kasih.

Beternak Ayam Buras

PENDAHULUAN
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan yang mampu tumbuh cepat sehingga mampu menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (antara 4-6 Minggu). Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 80-an. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Broiler mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sumber protein hewani.KONDISI TEKNIS YANG IDEAL1. Lokasi KandangKandang yang ideal adalah membuhur dari barat ke timur
Lokasi kandang jauh dari pemukiman pendudukSarana transportasi mudah dijangkau danSarana air mudah didapat.2. Pergantian Udara Dalam Kandang
Ventilasi kandang harus baik agar sirkulasi udara lancar karena ayam mrmbutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida sedangkan kotoran ayam sendiri menghasilkan gas amonia yang apabila terlalu banyak amonia dapat menyebabkan berbagai macam penyakit.3. Suhu Ruang Dalam KandangSuhu ideal kandang dalam pemeliharaan ayam broiler tergantung dari umur:Umur (hari) Suhu ( 0C )01 – 07 34 – 3208 – 14 29 – 2715 – 21 26 – 2521 – 28 24 – 2329 – 35 23 – 21PEDOMAN TEKNIS PEMELIHARAAN
Sebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami tiga hal yaitu: manajemen (pengolahan usaha peternekan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan/pakan ternak).Penyiapan Sarana dan PrasaranaPerkandangan
Idealnya meliputi: trmperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan dan pemansan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapatkan sinar matahari pagi dan tidak melawan arah angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu memakai kandang box/ditirai dengan plastik/ terpal, luas disesuaikan dengan kepadatan ayam setelah umur dewasa perilaku tirai disesuakan dengan kondisi ayam jika dingin/angin tirai ditutup dan sebaliknya.Peralatan1. Litter (alas lantai)alas lantai harus dalam keadaan kering, tebal sekitar 10cm dengan bahan dari sekam/kulit padi.2. Indukan atau Brooder
Ini dapat dibuat dengan berbentuk bundar atau persegi dengan areal jangkauan 1-4 meter dengan alat pemans ditengah yang fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayam yang masih kecil.3. Tempat makan dan minumTempat makan dan minum disesuakan dengan populasi ayam.4. Peralatan
alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayan seperti suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil dan lain-lain.BIBIT/DOCBibit yang baaik mempunyai ciri:1. Sehat dan aktif bergerak2. Tubuh gemuk3. Bulu bersih dan kelihatan mengkilap4. Hidung bersih, Mata tajam dan berdih serta anus berdih.
Sementara Jenis DOC yang banyak beredar di pasaran diantaranya Platinum, CP707, Super Chick dllPEMELIHARAAN1. Pemberian pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi)
Untuk pemberian pakan ayam broiller ada dua tahap yaitu starter/tahap pertumbuhan umur 1-20 hari, yang harus mengandung kadar protein minimal 23 %, dan finisher/tahap penggemukan umur diatas 20 hari, yang memakai pakan berkadar protein 20%. Jenis pakan biasanya tertulis pasa kemasannya, Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3120 kg, maka FCR-nya adalah :Berat total ayam hasil panen = 1000 x 2 = 2000 kgFCR = 3125 : 2000 = 1,6Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan2. Pemberian minum
Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:
Fase starter (umur 1-20 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air
Fase finisher (umur diatas 20 hari), minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekorterkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.PEMELIHARAAN KANDANG
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.VAKSINASI
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 umur 14 dengan vaksin gumboro dengan dicampur minum/suntikan dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.PENYAKIT DAN HAMAPENYAKIT1. Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.3. Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.4. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuaiHAMATungau (kutuan)
Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus.
Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.SANITASI / CUCI KANDANG
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya


BUDIDAYA AYAM RAS PEDAGING
Posted on 1 Februari 2009 by saribulih
Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.
2. SENTRA PERIKANANAyam telah dikembangkan sangat pesat disetiap negara. Di Indonesia usaha ternak ayam pedaging juga sudah dijumpai hampir disetiap propinsi
3. JENISDengan berbagai macam strain ayam ras pedaging yang telah beredar dipasaran, peternak tidak perlu risau dalam menentukan pilihannya. Sebab semua jenis strain yang telah beredar memiliki daya produktifitas relatif sama. Artinya seandainya terdapat perbedaan, perbedaannya tidak menyolok atau sangat kecil sekali. Dalam menentukan pilihan strain apa yang akan dipelihara, peternak dapat meminta daftar produktifitas atau prestasi bibit yang dijual di Poultry Shoup. Adapun jenis strain ayam ras pedaging yang banyak beredar dipasaran adalah: Super 77, Tegel 70, ISA, Kim cross, Lohman 202, Hyline, Vdett, Missouri, Hubbard, Shaver Starbro, Pilch, Yabro, Goto, Arbor arcres, Tatum, Indian river, Hybro, Cornish, Brahma, Langshans, Hypeco-Broiler, Ross, Marshall”m”, Euribrid, A.A 70, H&N, Sussex, Bromo, CP 707.
4. MANFAATManfaat beternak ayam ras pedaging antara lain, meliputi:1) penyediaan kebutuhan protein hewani 2) pengisi waktu luang dimasa pensiun3) pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja4) tabungan di hari tua5) mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif)
5. PERSYARATAN LOKASI1) Lokasi yang cukup jauh dari keramaian/perumahan penduduk.2) Lokasi mudah terjangkau dari pusat-pusat pemasaran.3) Lokasi terpilih bersifat menetap, artinya tidak mudah terganggu oleh keperluan-keperluan lain selain untuk usaha peternakan.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYASebelum usaha beternak dimulai, seorang peternak wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan1) PerkandanganSistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam remaja ± 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.2) Peralatana. Litter (alas lantai)Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekamdengan sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasi serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam. b. Indukan atau brooderAlat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas.c. Tempat bertengger (bila perlu)Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.d. Tempat makan, minum dan tempat grit Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus e. Alat-alat rutinAlat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.6.2. PembibitanTernak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:a) ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknyab) pertumbuhan dan perkembangannya normalc) ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.d) tidak ada lekatan tinja di duburnya.
1) Pemilihan Bibit dan Calon IndukAda beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari:a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .c. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.e. Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.2) Perawatan Bibit dan Calon IndukDilakukan setiap saat, bila ada gejala kelainan pada ternak supaya segera diberi perhatian secara khusus dan diberikan pengobatan sesuai petunjuk Dinas Peternakan setempat atau dokter hewan yang bertugas di daerahyang bersangkutan.6.3. Pemeliharaan1) Pemberian Pakan dan MinumanUntuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu). a. Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut:- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.- kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Jadi jumlah pakan yang dibutuhkan tiap ekor sampai pada umur 4 minggu sebesar 1.520 gram.b. Kualitas dan kuantitas pakan fase finisher adalah sebagai berikut:- kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.- kuantitas pakan terbagi/digolongkan dalam empat golongan umur yaitu: minggu ke-5 (umur 30-36 hari) 111 gram/hari/ekor, minggu ke-6 (umur 37-43 hari) 129 gram/hari/ekor, minggu ke-7 (umur 44-50 hari) 146 gram/hari/ekor dan minggu ke-8 (umur 51-57 hari) 161 gram/hari/ekor. Jadi total jumlah pakan per ekor pada umur 30-57 hari adalah 3.829 gram. Pemberian minum disesuaikan dangan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:a. Fase starter (umur 1-29 hari), kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor; minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor, minggu ke-3 (15-21hari) 4,5 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor. Jadi jumlah air minum yang dibutuhkan sampai umur 4 minggu adalah sebanyak 122,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertamahendaknya diberi tambahan gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan adalah 50 gram/liter air.b. Fase finisher (umur 30-57 hari), terkelompok dalam masing-masing minggu yaitu minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 liter/hari/100 ekor, minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor, minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor dan minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor. Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.2) Pemeliharaan KandangKebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak dengan merek dan dosis sesuai catatan pada label yang dari poultry shoup. Agar bangunan kandang dapat berguna secara efektif, maka bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bisa maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara.
7. HAMA DAN PENYAKIT7.1. Penyakit1) Berak darah (Coccidiosis) Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi,bulu kusam menggigil kedinginan. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering; (2) dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.2) Tetelo (NCD/New Casstle Diseae) Gejala: ayam sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh. Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
7.2. Hama1) Tungau (kutuan) Gejala: ayam gelisah, sering mematuk-matuk dan mengibas-ngibaskan bulu karena gatal, nafsu makan turun, pucat dan kurus. Pengendalian: (1) sanitasi lingkungan kandang ayam yang baik; pisahkan ayam yang sakit dengan yang sehat; (2) dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan dengan menggunakan karbonat sevin dengan konsentrasi 0,15% yang encerkan dengan air kemudian semprotkan ketubuh pasien. Dengan fumigasi atau pengasepan menggunakan insektisida yang mudah menguap seperti Nocotine sulfat atau Black leaf 40.
8. PANEN8.1. Hasil UtamaUntuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging ayam8.2. Hasil TambahanUsaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran kandang dan bulu ayam.
9. PASCAPANEN9.1. StovingPenampungan ayam sebelum dilakukan pemotongan, biasanya ditempatkan di kandang penampungan (Houlding Ground)9.2. PemotonganPemotongan ayam dilakukan dilehernya, prinsipnya agar darah keluar keseluruhan atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus, tidak mudah tercemar dan mudah busuk.9.3. Pengulitan atau Pencabutan BuluCaranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7-54,4 derajat C). Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan membubuhkan lilin cair atau dibakar dengan nyala api biru.9.4. Pengeluaran JeroanBagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan. Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan terpisah.9.5. Pemotongan KarkasKaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah dubur. Kemudian ayam didinginkan dan dikemas. (Warintek)